News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Mahasiswi MBKM UNWIRA Kupang, Peran Media Sosial Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Di Desa Weranggere

Mahasiswi MBKM UNWIRA Kupang, Peran Media Sosial Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Di Desa Weranggere

Foto : Mahasiswa 
Flores Timur, NTTPRIDE - Mahasiswa Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Fakultas Ilmu Sosial Politik (FISIP) Universitas Katolik Widya Mandira, (UNWIRA) Kupang melakukan sosialisasi mengenai peran media  sosial dalam meningkatkan perekonomian masyarakat melalui kegiatan promosi kain tenun ikat di Desa Weranggere , pada Kamis 25/04/2024 .


Kegiatan sosialisasi ini dihadirkan kurang lebih 10 orang ibu-ibu pengrajin tenun ikat di desa Weranggere dan 11 orang mahasiswa MBKM yang juga berpartisipasi dalam kegiatan sosialisasi tersebut. 


Elvera Rosa Ina Dai Wahon, mahasiswa program studi Administrasi Public, mengatakan bahwa di era modern ini, pemanfaatan media sosial telah memainkan peran penting dalam mempromosikan dan melestarikan budaya tenun ikat. Melalui  aplikasi aplikasi  seperti Instagram, Facebook, dan Tik tok  para penenun dan pecinta tenun ikat dapat membagikan karya-karya mereka secara luas kepada dunia luar . Penenun dapat memamerkan proses pembuatan, desain terbaru, dan juga cerita di balik setiap kain yang mereka hasilkan.


" Selain itu,  kemajuan teknologi dalam media sosial juga dapat   membagikan informasi  tenun ikat yang  memungkinkan para penggemar tenun ikat  untuk saling berbagi pengetahuan, tips, dan teknik. Diskusi tentang sejarah, makna simbolik, dan inovasi dalam desain juga dapat berlangsung di  Aplikasi - aplikasi  dalam media massa yang tersedia ini, menciptakan lingkungan yang mendukung pertukaran budaya dan kreativitas. Dalam proses  pembangunan  ekonomi masyarakat," Ujarnya.


Tidak hanya itu, selain membagi pengetahuan . Penenun bisa mengunakan Aplikasi - Aplikasi yang tersedia untuk bisa memasarkan hasil dari tenun mereka  Melalui pemasaran online.


Melalui pemasaran yang moderen ini maka secara tidak langsung  masyarakat desa bisa menghasilkan keuntungan yang mudah di dapat . Selain berjualan di pasar ,mereka juga bisa mengunakan media sosial sebagai sarana penghubung mereka . Sekaligus melestarikan tenun ikat di kanca yang lebih luas . Dan mampu  bersanding dengan  tenun ikat daerah lain .  


Dengan demikian, media sosial tidak hanya menjadi alat untuk mempromosikan tenun ikat sebagai bagian dari warisan budaya yang kaya, tetapi juga sebagai sarana untuk menghubungkan khalayak luas yang peduli akan pelestarian tradisi dan kreativitas lokal," Tandasnya. 


Salah satu ibu pengrajin  tenun, ibu Sumiati Depan Ole ( InaOle) mengatakan bahwa "Pada awalnya kegiatan tenun ikat ini dilaksanakan secara berkelompok dikarenakan ada bantuan dari  lembaga kopernik dari Bali akan tetapi dalam berjalannya terjadi vakum karena satu dan lain hal sehingga ibu- ibu lebih memilih untuk menjalankan kegiatan menenun secara individu. Sejauh ini belum ada bantuan desa untuk memberikan bantuan untuk kelompok tenun ikat," Jelasnya.


Dia, juga mengatakan bahwa selama ini para ibu-ibu hanya menjual sarung di pasar saja dan hanya sebagian ibu- ibu yang mulai menjual sarung menggunakan media sosial seperti WA dan FB termasuk saya sendiri sudah mulai mempromosikan kain tenun secara online tetapi belum menggunakan fitur yang ada di Fb untuk berjualan seperti saya anak Vera katakan.


 Lanjutnya, dalam kegiatan sosialisasi ini juga ibu-ibu mengatakan bahwa harga sarung disini sangat bervariasi mulai dari 250 Ribu - 1 Juta, tergantung jenis kain sarungnya. Sehingga mereka mengharapkan agar dengan kegiatan sosialisasi ini bisa memperkenalkan kain tenun di kancah nasional maupun internasional sehingga bisa dikenal oleh banyak orang.***

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.