News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

MTQ Ke -XXX di Alor Merupakan Peristiwa Untuk Memantik Kesadaran Kolektif Tentang Al quran

MTQ Ke -XXX di Alor Merupakan Peristiwa Untuk Memantik Kesadaran Kolektif Tentang Al quran

Munir Sara, Mantan Ketum HMI Cabang Kupang
NTTPRIDE. Com - Sekitar abad ke-15, Islam sudah masuk ke NTT (Baca Kompas ; Penyebaran Islam di NTT). Khususnya pulau Alor, Islam masuk sekitar tahun 1518. Kompeni Belanda belum datang. 

 

Artefak sejarah, telah mengarahkan pengetahuan kita tentang khazanah Islam di Alor dan Pantar. Dari Al quran yang terbuat dari kulit kayu di Alor Besar, demikian pula Pulau Qur’an di Baranusa (Pulau Kura) dan masjid di Lerabaing serta artefak peninggalan para pendakwah dari Kesultanan Ternate-Maluku Utara di pusat Kerajaan Kui-Alor Barat Daya. 

 

Ketika saya datang di desa Lerabaing tahun 2014, saya melihat sendiri artefak-artefak peninggalan para ulama dari Ternate. Termasuk ayat-ayat Al qur'an yang ditulis diatas lembaran daun tuak/daun koli dan bukti sejarah lainnya. 

 

Dalam beberapa sumber, dikisahkan, sebuah ekspedisi yang dipimpin kapten Ferdinand Magellan dari Portugis di abad ke-15, dalam buku hariannya, Magellan menulis; mendengar suara adzan di Gelubala sekarang Baranusa. Di Abad ke-15, sudah ada komunitas pendakwa asal Maluku yang menetap di Gelu Bala.

 

Syahdan, nama Pulau Kura di Baranusa, sesungguhnya adalah Pulau Al quran. Al quran memberikan spirit perlawanan pada para penjajah. Inilah yang membuat kompeni Belanda ingin memusnahkan Al quran di Gelu Bala. 

 

Akhirnya Al quran yang dibawa para da’i dari Maluku tersebut disembunyikan di sebuah pulau Kecil sekarang Bernama Pulau Kura desa Piring Sina yang sesungguhnya adalah pulau Al quran. Sebuah pulau tempat Al quran disembunyikan dari kompeni Belanda 

 

Ketika Belanda datang ke Nusantara, khususnya di Alor -Pantar di abad Ke-18, Islam telah berasimilasi di pesisir Pulau Alor dan Pantar. Tentu saja, berbagai artefak Sejarah, mengarahkan kita pada jejak masa lalu masuknya Islam di Alor -Pantar.

 

Secara genealogi, Al quran di Alor dan Pantar, tidak saja menjadi sebuah keberadaan manuskrip Islam yang teosentris. Tapi menjadi bagian dari legacy nilai yang berakulturasi menjadi basis konsensus kearifan lokal. 

 

Festival Al quran tertua yang dilakukan di Alor tiap tahun, adalah return of historical consciousness adalah pengembalian kesadaran sejarah bahwa Al qur’an adalah basis nilai orisinal kebudayaan Alor. Manuskrip Al quran tidak hanya dikenang sebagai teks sejarah, tapi sebuah kesadaran nilai kolektif yang menjadi konsensus sosial masyarakat Alor. 

 

Oleh sebab itu, ketika Festival Al qur’an diselenggarakan di Alor Besar, tidak hanya melibatkan umat Islam, tapi melibatkan seluruh pemuka Agama dan adat di pulau Alor. Karena manuskrip Al quran tersebut, telah menjadi bagian dari sejarah dan budaya yang inklusif. Menipiskan demarkasi identitas primordial menjadi suatu kesadaran universal yang utuh dalam konteks persatuan orang Alor. 

 

MTQ Tingkat Provinsi Ke -XXX yang diselenggarakan saat ini di Alor, hanyalah elemen kecil dari khazanah Al quran yang spektrum nilainya begitu luas. Maka seremoni pembukaan MTQ yang dilakukan pada 22 Juni 2024 di Alor, adalah peristiwa untuk memantik kesadaran kolektif kita tentang Al quran. 

 

MTQ tak hanya memperlombakan aspek-aspek spiritual Al qur; an, tapi ikhtiar untuk mendalami nilai-nilai hanief universal yang terkandung didalamnya. Termasuk kejujuran dalam memperlombakannya sebagai elemen kesadaran terkecil dalam memaknai Al quran. 

 

Dus, bila sirkulasi uang di Expo Alor bisa mencapai sekitar dua miliar rupiah, maka dengan diselenggarakannya MTQ Ke-XXX di Alor, perputaran uang bisa dua kali lipat dari Expo, karena MTQ dihadiri seluruh Kabupaten/Kota di NTT. 

 

Kegiatan MTQ juga menstimulasi tumbuhnya industri kreatif. Mulai dari pernak pernik cinderamata bertema MTQ hingga pasar kuliner serta rantai nilai lain di sektor jasa pariwisata. Alhasil, MTQ tidak hanya menghidupkan sisi teosentris kita terhadap Al quran, tapi juga sosialentris dan ekosentris. Semuanya dijalankan dengan semangat qur’ani (KEJUJURAN).


Munir Sara (Mantan Ketum HMI Cabang Kupang)

Editor : Ocep Purek 

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.