Beri Kuliah Umum di UCB, Pj. Gubernur NTT Andriko Susanto Sebut B2SA Kunci Utama Cegah Stunting di NTT
Foto : Vinsen Making |
Kehadiran PJ Gubernur NTT disambut langsung oleh Rektor UCB Prof. Dr. Frans Salesman SE.,M.Kes dan Sekretaris Yayasan CBIM Yesenia Irene Liyanto, B.Arts., MIB., MDI
Pantauan media ini, sebanyak 1000 mahasiswa yang terlihat serius mengikuti kuliah umum dengan tema "Gerakan Kemanusiaan Penanganan Stunting di NTT".
Pj. Gubernur Andriko, dalam pemaparannya menekankan akan pentingnya asupan gizi bagi pertumbuhan anak.
“Upaya penanganan stunting di wilayah NTT semakin digencarkan melalui berbagai gerakan kemanusiaan yang melibatkan pemerintah Pusat, Provinsi, Daerah, serta masyarakat lokal. Stunting merupakan kondisi gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan anak gagal akibat kekurangan asupan gizi kronis," jelasnya.
Menurut Andriko, prevalensi stunting di NTT masih cukup tinggi yaitu 37,9% urutan ke 2 setelah Provinsi Papua Tengah dari 38 Provinsi di Indonesia.
"Yang menjadi salah satu tantangan besar di NTT adalah prevalensi stunting yang masih cukup tinggi. Hal ini menjadi tugas kita bersama dalam berkolaborasi untuk menurunkan angka stunting di NTT," ungkapnya.
Lanjutnya, stunting terjadi sebabkan karena kemiskinan yang melanda masyarakat NTT. Hal ini yang menyebabkan masyarakat NTT sulit menyediakan makanan bergizi bagi ibu hamil maupun menyusui.
" Presentase kemiskinan di NTT ada pada 3,93% dengan urutan ke 3 dari 38 provinsi di Indonesia," terang Andriko.
Andriko menambahkan, ada satu hal yang perlu diluruskan dan menjadi fokus kita dalam upaya penyediaan makanan bergizi bagi anak-anak yaitu pangan lokal.
“Kita di NTT banyak mengekspor pangan lokal ke luar daerah tetapi tidak bisa memanfaatkan pangan lokal sebagai penambah asupan gizi bagi anak-anak. Kurangnya gizi anak-anak membuat SDM masyarakat Indonesia menjadi urutan terendah dari negara-negara di Asia" tambahnya.
Pj. Gubernur Andriko, menekankan pencegahan yang harus dilakukan untuk mengatasi Stunting adalah Beragam makanan, Yang Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA).
Editor : Ocep Purek