Pj. Gubernur NTT Koordinasi Langkah Mitigasi Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
Foto : Biro APS NTT |
Berdasarkan Surat Kepala PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) No. 95.1.Lap/GL.03/BGV/2024 serta hasil pemantauan visual dan instrumental menunjukkan terjadi peningkatan aktivitas vulkanik pada Gunung Lewotobi Laki-laki yang cukup signifikan, sehingga tingkat aktivitas Gunung Api Lewotobi Laki-laki dinaikkan dari Level III (SIAGA) menjadi Level IV (AWAS), terhitung mulai tanggal 3 November 2024 pukul 24.00 WITA.
Oleh sebab itu, Pemprov NTT telah mengambil langkah cepat dan tanggap dengan melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Flores Timur untuk penanganan dampak bencana tersebut. Pada Senin (4/11/2024) pukul 07.00 pagi, Pj. Gubernur NTT telah melakukan rapat sekaligus menginstruksikan Perangkat Daerah terkait untuk segera melakukan langkah-langkah mitigasi bersama Pemkab Flotim.
“Yang pertama, atas nama Pemprov NTT dan pribadi, saya menyampaikan dukacita yang mendalam bagi keluarga korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang terjadi malam tadi. Bencana ini merupakan dukacita bagi kita semua masyarakat NTT. Dan tadi pagi saya sudah melakukan rapat bersama Perangkat Daerah terkait serta Pemkab Flotim untuk segera melakukan langkah-langkah mitigasi lainnya,” ujar Pj. Gubernur NTT.
“Saya juga sudah memerintahkan Dinas PUPR untuk segera didata rumah-rumah dan berbagai fasilitas umum yang terdampak serta penyediaan air bersih untuk kebutuhan warga. Kebutuhan obat-obatan juga oleh Dinkes cepat didistribusikan agar meminimalisir warga masyarakat terkena infeksi saluran pernafasan serta Tenaga Kesehatan juga siap sedia untuk turun ke lokasi. Penyaluran beras pemerintah juga harus cepat oleh Dinsos dan bulog. Serta Dinas Pendidikan juga akan turun untuk melaksanakan sekolah lapangan sehingga proses kegiatan belajar mengajar tetap dapat berjalan dengan baik,” jelas Pj. Andriko.
“Kemudian sudah dikeluarkan keputusan Bupati Flores Timur tentang Penetapan Status Tanggap Darurat yang berlaku selama 58 hari terhitung sejak tanggal 4 November sampai tanggal 31 Desember 2024 ini. Maka dapat dikolaborasikan antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, maupun pemerintah kabupaten dalam rangka penanggulangan dampak bencana dengan anggaran dari APBN, APBD 1, maupun APBD 2. Nanti kalau misalnya di dalam masa tanggap darurat 3 bulan pertama ini belum cukup maka akan bisa kita lanjutkan ke tanggap darurat berikutnya. Jadi keputusan ini penting agar segala upaya dapat kita kerjakan secara maksimal,” tambah Pj. Gubernur Andriko.
Pj. Gubernur NTT juga telah menerima laporan terkait korban jiwa dan kerusakan materil baik rumah-rumah warga serta berbagai fasilitas umum lainnya. Tiga kecamatan yang terdampak erupsi tersebut meliputi Kecamatan Wulanggitang, Ile Bura, dan Titehena.
“Tadi saya juga sudah mendapatkan laporan terkini terkait dengan korban, jadi ada 10 korban. Laki-lakinya ada 4, perempuannya ada 6. Kemudian yang luka-luka ada 53 orang yaitu dari berbagai desa, meliputi Desa Dulipali, Klatanlo, dan Hokeng Jaya yang dirawat di Puskesmas Boru dan Puskesmas Lewolaga serta yang dirujuk ke RSUD dr. Hendrikus Fernandez Larantuka ada 1 orang. Kemudian fasilitas umum yang rusak ada TK, PAUD ada 18 unit, SD 1 unit, SMP 3 unit, SMK/SMA itu 3 unit. Lalu rumah hunian masyarakat yang menyebar pada 8 desa itu ada sekitar 2.384 unit. Fasilitas umum lainnya yang juga terdampak ada asrama 3 unit, ada biara 3 unit, ada kapel 3 unit, ada gedung koperasi 2 unit, bank 2 unit yaitu Bank BRI dan Bank NTT, kantor pos dan Giro 1 unit, Koramil dan Polsek,” urai Andriko.
Pj. Gubernur NTT juga menghimbau masyarakat di sekitar gunung untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 7 km dari pusat erupsi, mengikuti arahan pemerintah daerah, serta waspada terhadap potensi banjir lahar hujan jika terjadi hujan deras. Selain itu, masyarakat yang terpapar hujan abu dianjurkan menggunakan masker untuk melindungi saluran pernapasan.
“Dari BNPB pusat akan datang besok pagi, kemudian dari Kementerian Sosial juga akan datang besok pagi dan Kesehatan juga akan datang besok pagi untuk bersama-sama berkolaborasi di lapangan untuk sama-sama melakukan penanganan dampak dari erupsi gunung berapi ini. Kami menghimbau juga kepada masyarakat dalam radius 7 km harus keluar dari situ karena informasi dari BMKG masih ada getaran-getaran kecil tapi tidak menutup kemungkinan karena kita sudah arahkan untuk 7 km untuk keluar agar nanti tidak terjadi korban-korban susulan. Pemerintah akan melakukan segala upaya untuk menyelesaikan persoalan bencana ini sebaik-baiknya.” Tegas Andriko. (APS)
Editor : Ocep Purek