Survei LPMM Membuktikan Melki Laka Lena-Jhoni Asadoma Unggul di Pilkada NTT
Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena dan Johni Asadoma |
Karena itu, dalam survei ini diuji sejauh mana tingkat pengenalan atau Candidate Awareness oleh masyarakat NTT terhadap ketiga paslon tersebut. “Hasil survei LPMM menemukan paslon Melki Laka Lena-Jhoni Asadoma dikenal baik oleh 73,2% responden,” kata Direktur Eksekutif LPMM Alamsyah Wijaya dalam keterangannya, Jumat (15/11/2024).
Kemudian, lanjut Alamsyah, paslon Simon Petrus Kamlasi-Andreas Garu dikenal baik oleh 71,8% responden dan paslon Yohanes Fransiskus Lema-Jane Natalia Suryanto dikenal baik oleh 70,1% responden.
Kemudian responden juga menilai kandidat berdasarkan karakteristik pribadinya. Yang termasuk dalam ciri-ciri yang bersangkutan adalah pengalaman, kejujuran, moralitas, kasih sayang, kompetensi, dan kemampuan kepemimpinan calon.
“Hasil survei menemukan bahwa paslon Melki Laka Lena-Jhoni Asadoma dinilai oleh 76,1% responden memiliki karakteristik tersebut,” kata Alamsyah.
Lalu, sambungnya, paslon Simon Petrus Kamlasi-Andreas Garu dinilai oleh 72,6% responden memiliki karakteristik pribadi tersebut. Sedangkan, paslon Yohanes Fransiskus Lema-Jane Natalia Suryanto dinilai oleh 70,8% responden memiliki karakteristik pribadi tersebut.
Lebih lanjut, responden juga diberikan pertanyaan terbuka ‘seandainya pemilihan langsung Kepala Daerah dilaksanakan hari ini, siapa pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT yang akan ibu/bapak/saudara pilih?’
“Hasil survei menemukan pasangan Melki Laka Lena-Jhoni Asadoma mengungguli Yohanes Fransiskus Lema-Jane Natalia Suryanto, dan Simon Petrus Kamlasi-Andreas Garu,” kata Alamsyah.
Alamsyah merinci, jawaban pilihan Top of Mind paslon Melki Laka Lena-Jhoni Asadoma dipilih sebanyak 38,1%, paslon Yohanes Fransiskus Lema-Jane Natalia Suryanto 30,4%, paslon Simon Petrus Kamlasi-Andreas Garu 21,3%, dan tidak menjawab 10,2%.
Begitu juga saat mengunakan pertanyaan tertutup dimana responden diminta untuk memilih jawaban dari pilihan yang telah ditentukan sebelumnya dengan dibantu dengan surat suara.
Paslon Melki Laka Lena-Jhoni Asadoma dipilih sebanyak 40,4% kemudian paslon Yohanes Fransiskus Lema-Jane Natalia Suryanto 32,2%, paslon Simon Petrus Kamlasi-Andreas Garu 23,8%, dan tidak menjawab 3,6%.
Hasil survei LPMM menurut catatan dari respoden yang terpilih khusus untuk diwawancarai secara mendalam sebagai informan dalam survei ini, dimana para respoden tersebut telah menonton secara utuh debat pertama dan kedua dari ke tiga paslon tersebut memberikan penilaian kepada ketiga Paslon.
Dikatakan, untuk Paslon nomor urut 1 Yohanes Fransiskus Lema-Jane Natalia Suryanto 1. Paslon 1 kuat di retorika dan janji tapi tidak memberikan keyakinan memenuhi janjinya yang tidak realistis dengan fiskal NTT yang sangat terbatas.
Kemudian 2 paslon Yohanes Fransiskus Lema-Jane Natalia Suryanto terjebak romantisme dengan tidak mengakui kinerja dan program Jokowi dalam membangun NTT dan lebih memuji kemampuan Megawati dalam memimpin Indonesia dan mengurus NTT saat menjadi Presiden RI.
“Tidak begitu butuh dukungan pusat dan lebih andalkan kekuatan masyarakat dalam membangun walau tahu bahwa lebih 70% anggaran pembangunan NTT masih dari pusat,” kata Alamsyah.
Sementara itu, paslon nomor urut 2 Melki Laka Lena-Jhoni Asadoma dinilai responden memberi bukti janji kampanye yang bisa diwujudkan dengan komitmen beberapa Menteri setelah dikontak langsung oleh Melki Laka Lena saat menjadi anggota DPR RI sudah konkret memberikan program untuk nelayan, rumah layak huni, petani, peternak, komunikasi digital, pendidikan, kesehatan, UMKM, koperasi dan lainnya.
Melki Laka Lena-Jhoni Asadoma diketahui responden sudah bertemu Jokowi presiden ke-7 di Jakarta dan mendapat amanah untuk menjaga keberlanjutan pembangunan yang sudah dibuat di era Jokowi di NTT dan terus meminta dukungan pemerintah pusat utk dukung pembangunan di NTT.
Selain itu Melki Laka Lena-Jhoni Asadoma mendorong optimalisasi hasil bumi rakyat NTT baik kualitas maupun kuantitas produk di berbagai bidang, perkuat dan libatkan jejaring diaspora NTT se-tanah air dan sedunia untuk membantu pembangunan di NTT.
“Juga sebagai bagian dari koalisi Prabowo-Gibran terus mendorong dan perkuat dukungan pemerintah pusat, DPR dan DPD RI juga swasta dan CSO nasional bantu bangun NTT,” ujar Alamsyah.
Sementara itu, untuk Paslon Nomor urut 3 Simon Petrus Kamlasi-Andreas Garu dinilai responden banyak janji kampanye yang disampaikan dan semua bermuara pada pentingnya air sebagai hal utama untuk semua pembangunan.
Polanya dengan mengandalkan pompa hidran. Kedua hal di atas terlalu sederhanakan masalah dan solusi membangun NTT sehingga program lainnya tidak begitu jelas ke publik.
Responden juga menilai, Simon Petrus Kamlasi-Andreas Garu, sangat realistis bahwa membangun NTT butuh dukungan pusat dan tidak bisa hanya andalkan kemampuan NTT sendiri. Karena bukan bagian dari koalisi nasional seperti paslon no 1 sehingga sulit berikan rencana yang konkrit untuk mendapatkan dukungan pusat.
“Simon Petrus Kamlasi-Andreas Garu juga diketahui responsen terus menjalin kekuatan dengan berbagai kekuatan di Jakarta, baik pemerintah pusat dan pihak lainnya tapi belum keliatan hasil nyata yang bisa diberikan untuk masyarakat NTT,” ujar Alamsyah.
Dijelaskan, survei digelar pada 2 hingga 12 November 2024 dengan melibatkan 1.580 responden. Para responden merupakan pemegang KTP NTT dan terdaftar di Daftar Pemilih Tetap Pilkada NTT 2024.
“Survei dilakukan dengan metode wawancara secara face to face secara langsung dan mengunakan Whatsapp Call. Adapun margin of error surve kurang lebih 2,46% dengan tingkat kepercayaan 95%.” ujarnya.
Menyikapi hasil survei LPMM, Pengamat politik Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Dr Royke R Siahainenia menilai, faktor Melki Laka Lena mantan Anggota DPR RI dari NTT memudahkannya untuk dikenal di daerah Timur Indonesia bukan hanya NTT.
“Sehingga, Melki kuat sekali di daerah Indonesia Timur. Memang dia sadar betul, makanya dia merekrut wakil gubernur yang bisa menggarap Flores itu yang mantan Kapolda ini memang yang jadi menarik adalah posisi Melki, memang di NTT khususnya posisi dia sangat kuat, karena dia pernah kerja-kerja saat reses DPR itu yang paling menentukan,” ucap Royke.
Apalagi, lanjut Royke, kepedulian Melki terhadap masyarakat NTT cukup besar. Dikatakan, NTT sebagai daerah dengan indeks kapasitas fiskal yang rendah, satu-satunya kebijakan penolong daerah NTT dengan affirmation policy.
Agar fungsi distribusi dan alokasi APBN dapat tersalurkan di daerah 3T di NTT. Karena, lanjutnya, selama ini, dalam politik anggaran, kebijakan afirmatif belum secara eksplisit menyasar pada kompleksitas daerah “remote area” seperti NTT.
Menurutnya, yang tampak hanyalah dari dana transfer pusat (DAU/DAK) dengan indikator umum seperti jumlah penduduk, tingkat kemiskinan, luas wilayah, dan potensi SDA di NTT.
“Dan yang punya diskresi budget activism movement adalah DPR RI dan pemerintah pusat, nah tentu saja jika pasangan Melki Laka Lena-Jhoni Asadoma yang diusung oleh partai politik pengusung pemerintah dan pemilik kursi mayoritas di DPR RI,” ucapnya.
“Kebijakan afirmatif bagi NTT akan lebih mudah terlaksana. Pasangan ini menarik, jika melihat NTT kedepan kalau bagaimanapun Melki dari Golkar posisinya kuat di Jakarta, kedepan NTT perlu jaringan seperti itu. Jadi Melki ini sebagai alternatif untuk kemajuan NTT ke depan,” tuntasnya.**
Editor : Ocep Purek