News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

HMI Dalam Spirit Perwujudan Pendidikan yang Layak, Antara Menyongsong Generasi Emas Atau Cemas

HMI Dalam Spirit Perwujudan Pendidikan yang Layak, Antara Menyongsong Generasi Emas Atau Cemas

Aisyiah Alwani Baleti
NTTPRIDE.com - Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan oleh individu secara sadar dan terencana. Indonesia yang merupakan negara berkembang dengan pola pendidikan yang berbasis kurikulum yang merupakan suatu negara yang menganut pemahaman demokratis dalam kehidupan bernegara. 2 Tahun setelah kemerdekaan Indonesia, lahir di negara yang baru merdeka ini sebuah organisasi perkaderan dengan nama Himpunan Mahasiswa Islam atau yang kerap disapa sebagai HMI. HMI selama 78 tahun berkiprah sudah memberikan banyak dharma dan baktinya dalam mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT. Tidak terkecuali juga pada sumbangsih pada bidang pendidikan. 

HMI sebagai organisasi perjuangan merupakan organisasi yang didirikan secara terstruktur yang mengemban tujuan mulia bagi masyarakat Indonesia. Dalam mengawal pendidikan yang ada di Indonesia, tentu saja HMI selalu berupaya agar dapat memberikan sumbangsih terbaiknya agar dapat menjadi penunjang kehidupan masyarakat yang lebih baik. Dalam rana pendidikan nasional, Indonesia merupakan negara yang sistem pendidikannya bertumpu pada kurikulum. Sejauh ini Indonesia telah menghadapi berbagai macam perubahan dalam rana kurikulum pendidikan. Baik dari hal yang bermuara pada KTSP 2004, Kurikulum 2013 hingga kurikulum merdeka belajar. 

Dalam HMI, terdapat satu pemahaman yang dibudidayakan pada tiap kadernya terkait dengan arah gerak organisasi. Terkait hal tersebut, tiap tiap kader diminta untuk dapat menginternalisasi atau menyatukan arah gerak dengan dasar pola pikir yang berlandaskan pada Al- Quran dan Hadis. Sedikit penggalan dari isi nilai dasar tersebut disampaikan bahwasannya tiap manusia pasti membutuhkan kepercayaan yang kepercayaan tersebut akan melahirkan sebuah nilai. Nilai pada tahap selanjutnya akan menjadi kebiasaan dan kebiasaan atau budaya yang mengakar dalam peradaban dan akan menghancurkan peradaban itu sendiri. Berbicara mengenai hal tersebut tentu saja setiap individu akan diminta untuk terus berproses menempuh pendidikan, merobek batas diri dan menyerap ilmu pengetahuan. Hanya saja jika ingin mengaca pada sistem pendidikan yang ada perhari ini, pemerintah seakan akan tidak memberikan keleluasaan bagi individu dalam menempuh pendidikan yang layak. Ilmu pengetahuan yang harusnya diperoleh oleh individu harusnya adalah ilmu yang selalu berkembang dan tidak terfokus pada satu peradaban saja. Namun dari hal tersebut, siswa-siswa disekolah masih dibatasi dengan pemahaman dalam pengejaran nilai kuantitatif. Siswa dalam sistem pendidikan di Indonesia secara universal tidak digembleng secara kualitatif dan proses pemahaman kritisi. Dan hasilnya siswa siswa yang ada disekolah tumpul secara pemahaman dan tidak kritis dalam menganalisis hal-hal yang ada disekitar. 

Dan ironisnya hal tersebut berlanjut hingga menjamurnya kurikulum merdeka dalam dunia kemahasiswaan dengan projek kampus merdeka. Kampus merdeka dalam konotasi negatif dapat dipahami sebagai kurikulum yang memberikan ruang berproses anti oposisi pada pemerintah. Pemerintah memberikan kebijakan tersebut dengan iming iming pragmatisasi konversi sks, dana hidup dan juga sertifikat berskala nasional. Hasilnya? Banyak mahasiswa yang seharusnya mampu berpikir kritis dan menjadi lawan berpikir dalam menyikapi kebijakan pemerintah berpindah menjadi individu yang mengejar sesuatu yang dikatakan sebagai langkah taktis dan praktis. Akhirnya pendidikan yang ada di Indonesia melembaga pada hal hal yang jauh dari muhasabah dan juga sarat akan kritisisasi. 

HMI dalam Nilai dasar memberikan dorongan sebagai pemahaman pada para kadernya bahwasannya hidup harus senantiasa diyakinkan dengan iman yang tidak hanya bertafsir pada individu yang harus percaya saja. Namun pada individu yang mampu mengorientasikan hidupnya dalam naungan kesejahteraan dan kesentosaan. Hal tersebut sesuai dengan amanat salah satu pendahulu himpunan, yaitu Ayahanda Nurcholis Madjid dalam tulisannya yang berjudul Iman dan Emansipasi Harkat Kemanusiaan. Selain meyakini dengan Iman, Individu perlu mengusahakan terkait dengan hidupnya dengan ilmu yang terus dijadikan moto dalam memperjuangkan kehidupan. Selanjutnya di bagian terakhir, Individu ataupun kader HMI diharapkan dapat mengamalkan segala sesuatu yang terkait dengan ikhtiar terbaiknya sebagai masyarakat yang diberikan kemerdekaan dalam bersikap dan memperjuangkan masyarakat adil makmur yang tentunya di ridhoi Allah SWT.


Editor : Ocep Purek 

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.