Gubernur NTT Lepas Jalan Santai Peringatan Hari Kartini 2025, Suarakan Aksi Tolak Kekerasan Perempuan dan Anak
![]() |
Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Melki Laka Lena secara resmi melepas rombongan peserta jalan santai dalam rangka memperingati Hari Kartini tahun 2025, Sabtu (26/4/2025). Foto : Ocep Purek |
Kegiatan ini digagas oleh Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi NTT dan diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai kalangan masyarakat, organisasi wanita, pelajar, dan aparatur sipil negara.
Dengan mengusung tema "Melalui Semangat Emansipasi Kartini, TP PKK Berkolaborasi Wujudkan Aksi Tolak Kekerasan Perempuan dan Anak serta Kampanye Tenun Keten NTT", kegiatan ini tidak hanya menjadi momentum penghormatan atas perjuangan R.A. Kartini dalam memperjuangkan hak-hak perempuan, tetapi juga menjadi ajakan nyata untuk menghentikan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Ketua Panitia, Ruhut Laiskodat mengatakan kegiatan ini diinisiasi oleh Bunda Asti Laka Lena dan Bunda Fera Asadoma bersama Ketua TP PKK di 21 Kabupaten dan 1 Kota se-NTT,
"Kita awali dengan jalan sehat bersama, dan saya dengan bangga melaporkan kepada Bapak Gubernur bahwa seluruh peserta hadir mengenakan beragam motif tenun khas NTT, sebagai bagian dari kampanye pelestarian budaya dan pemberdayaan perempuan," jelasnya
Selanjutnya, kegiatan ini juga akan dilanjutkan dengan Talkshow bersama RRI Kupang dan 6 stasiun lainnya, yaitu RRI Atambua, Alor, Rote, Ende, Labuan Bajo, dan Sumba. Talkshow ini akan mengangkat topik penting mengenai kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta berbagai langkah preventif yang bisa dilakukan bersama.
"Kami menyampaikan terima kasih kepada para sponsor, mitra kerja, dan seluruh pihak yang telah mendukung perayaan Hari Kartini tahun 2025 ini. Terima kasih juga kepada para orang tua, remaja, pelajar, dan mahasiswa yang turut ambil bagian dalam kegiatan ini," ujarnya.
Dalam sambutannya, Gubernur Melki Laka Lena menyampaikan apresiasi kepada TP PKK NTT atas inisiatif yang dinilai sangat relevan dengan tantangan sosial saat ini.
"Kita tidak hanya mengenang Kartini, tetapi juga meneruskan perjuangannya dengan aksi nyata. Salah satunya adalah dengan menyuarakan penolakan terhadap kekerasan pada perempuan dan anak. Ini adalah tanggung jawab kita bersama," ujar Gubernur Melki.
Gubernur Melki juga menyampaikan fakta memprihatinkan yang ia temukan dari kunjungan ke lembaga pemasyarakatan di NTT.
“Lebih dari 70% narapidana yang ada di lapas kita saat ini adalah pelaku kekerasan terhadap perempuan dan anak. Ini tanda bahwa pranata sosial kita sedang tidak baik-baik saja. Ada pembiaran, ada toleransi terhadap kekerasan yang seharusnya tidak boleh terjadi,” tegasnya.
Menurut Gubernur, hal ini menunjukkan bahwa sistem sosial baik itu agama, adat, maupun institusi formal harus berbenah dan bekerja sama secara lebih serius. Ia menekankan pentingnya perlindungan terhadap korban, serta upaya preventif agar kasus kekerasan tidak terus berulang.
“Yang hari ini jadi pelaku, sebagian besar ternyata adalah mereka yang dulunya korban. Kita tidak bisa diam. Pemerintah, tokoh adat, tokoh agama, tokoh perempuan, semuanya harus duduk bersama dan ambil bagian dalam solusi,” ujar Gubernur.
Gubernur juga menekankan pentingnya pelestarian budaya melalui kain tenun khas NTT yang menjadi bagian dari kampanye dalam kegiatan ini.
Menurutnya, tenun tidak hanya simbol budaya, tetapi juga bagian dari upaya pemberdayaan ekonomi perempuan di daerah.
Ketua TP PKK NTT, Asti Laka Lena menegaskan bahwa semangat Kartini harus menjadi inspirasi nyata dalam kehidupan sehari-hari, bukan sekadar dikenang lewat seremoni tahunan.
"Kita tidak hanya memperingati Hari Kartini, tetapi menghidupkan kembali semangatnya dengan aksi konkret. Karena emansipasi bukan hanya soal ruang belajar atau kerja, tetapi juga tentang rasa aman dan perlindungan bagi perempuan dan anak," ujarnya.
Asti juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor mulai dari pemerintah, masyarakat, organisasi perempuan, hingga media dalam menciptakan ruang yang aman, inklusif, dan bebas dari kekerasan.
"Kami di TP PKK Provinsi terus mendorong gerakan yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat, khususnya perempuan dan anak. Kampanye tenun keren NTT misalnya, bukan hanya promosi budaya, tapi juga upaya memberdayakan perempuan secara ekonomi," tambahnya.
Jalan santai ini mengambil rute dari halaman Kantor Gubernur NTT dengan sejumlah kegiatan pendukung seperti senam bersama, bazar UMKM, dan pertunjukan seni budaya.
Melalui kegiatan ini, Pemerintah Provinsi NTT bersama TP PKK berharap semangat Kartini dapat terus menginspirasi generasi masa kini untuk membangun NTT yang adil, setara, dan bebas dari kekerasan.
Editor : Ocep Purek