Ketua TP PKK NTT Asti Laka Lena Bahas Persiapan Antik Fest 2025 Bersama Dinas Pariwisata dan Ekraf
Pertemuan ini berlangsung di aula dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT, Jumat (25/4/2025), dan membahas secara mendalam konsep, agenda, serta kolaborasi lintas sektor untuk menyukseskan event yang dijadwalkan berlangsung pada 16–17 Mei 2025 mendatang.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut antara lain perwakilan dari Bank BNI, Bank Indonesia, Bank Mandiri, Bank NTT, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Dinas Koperasi NTT, Politeknik Negeri Kupang, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham), Dinas Perindustrian dan Perdagangan NTT, Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah, serta Biro Umum Setda NTT.
Antik Fest 2025 mengusung tema besar Inovasi dan Kreativitas Anak Timur, dan dirancang sebagai wadah ekspresi serta pemberdayaan generasi muda dan perempuan NTT dalam bidang ekonomi kreatif dan teknologi.
Festival ini akan menghadirkan beragam kegiatan seperti pameran ekonomi kreatif, teknologi inovatif, serta peluncuran Pusat Kreasi Cipta Milenial dan Perempuan NTT.
Dalam arahannya, Asti Laka Lena menekankan bahwa Antik Fest bukan hanya ajang unjuk kreativitas, tetapi juga ruang penting untuk membangun jejaring, mendorong kemandirian ekonomi, dan memperkuat peran perempuan serta anak muda dalam transformasi NTT sebagai provinsi kreatif dan berdaya saing.
"Kita ingin festival ini menjadi momentum untuk menunjukkan potensi anak-anak Timur, baik di bidang seni, teknologi, maupun usaha kreatif. Ini juga sekaligus ajakan bagi semua pihak untuk lebih serius mendukung ekosistem kreatif di NTT," ujar Asti.
Lanjut Asti Laka Lena, Antik Fest 2025 juga akan menampilkan lomba fashion, pameran kriya, pertunjukan musik, teater, dan tari. Untuk lomba fashion agar penilaian lebih diarahkan pada kreativitas desain busana, bukan hanya tampilan fisik peserta.
Ia menekankan pentingnya batasan etis dalam seluruh penampilan dan menyarankan agar panitia memberikan pengarahan teknis sejak awal, agar tidak terjadi penampilan yang kebablasan.
Tidak lupa juga Asti menyampaikan keprihatinannya terhadap tingginya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di NTT, termasuk kasus yang melibatkan anak sebagai pelaku.
Ia meminta agar Antik Fest 2025 tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga ruang edukasi sosial serta pesan-pesan moral dalam setiap sesi pertunjukan, terutama musik dan tari, sebagai upaya membentuk kesadaran kolektif di kalangan generasi muda.
“Ini soal membingkai dua hari festival ini sebagai satu kesatuan nilai. Jangan terkesan acak. Kita ingin tampilkan kreativitas yang tetap berpijak pada budaya dan nilai kemanusiaan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT, Noldy Pellokila menyambut positif kolaborasi ini, dan berkomitmen mendukung penuh penyelenggaraan Antik Fest 2025 sebagai bagian dari upaya memajukan sektor pariwisata berbasis budaya dan kreativitas lokal.
Ia juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi sektor pariwisata di wilayah ini. Meskipun NTT memiliki kekayaan luar biasa berupa 1.637 potensi budaya dan 659 potensi alam, lemahnya daya tarik menjadi hambatan utama dalam menarik kunjungan wisatawan.
“NTT memiliki 1.637 potensi budaya dan 659 potensi alam, tetapi tantangan terbesar kita adalah lemahnya daya tarik. Ini membuat jumlah kunjungan wisatawan ke NTT belum optimal,” ujar Noldy.
Ia menambahkan bahwa perlu ada strategi yang lebih kreatif dan inovatif untuk mengemas potensi-potensi tersebut agar lebih menarik dan kompetitif, baik di tingkat nasional maupun internasional.
“Keberagaman budaya dan keindahan alam yang kita miliki seharusnya bisa menjadi magnet utama pariwisata. Namun jika tidak dikemas secara menarik, kekayaan ini hanya akan menjadi data tanpa dampak nyata,” jelasnya.
Pemerintah Provinsi NTT melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tengah mendorong berbagai upaya promosi dan sinergi lintas sektor guna memperkuat daya tarik destinasi wisata.
Editor : Ocep Purek