Menteri dan Gubernur Letakan Batu Pertama Pembangunan Kantor Pusat KSP TLM Indonesia, Langkah Besar Menuju Koperasi Modern Berbasis Budaya
Acara ini menjadi tonggak sejarah penting bagi KSP TLM Indonesia, yang telah tumbuh dan berkembang selama 14 tahun terakhir menjadi salah satu koperasi besar di kawasan timur Indonesia. Kantor pusat yang akan dibangun di atas lahan seluas 35.600 meter persegi ini berlokasi di wilayah perbatasan Kota Kupang dan Kabupaten Kupang, dan dirancang dengan konsep arsitektur ramah lingkungan yang berpadu dengan nilai-nilai budaya lokal NTT.
Turut mendampingi Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma, perwakilan dari Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup Republik Indonesia (BPDLH), Politeknik Negeri Kupang, Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Alak, para Kepala Dinas dari lima provinsi yakni Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat serta 120 anggota kelompok perempuan KSP TLM dari Kota dan Kabupaten Kupang.
Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi menyampaikan pentingnya peran perempuan dalam pengelolaan koperasi, menyebut mereka sebagai ujung tombak kebangkitan ekonomi rakyat berbasis koperasi.
“Saya datang ke sini bukan karena apa-apa. Saya percaya pada perempuan,” ujar Menteri di hadapan ratusan anggota koperasi yang mayoritas adalah ibu-ibu.
Ia menyampaikan keyakinannya bahwa perempuan lebih dapat dipercaya dalam mengelola keuangan, terutama karena mereka selalu memikirkan kesejahteraan keluarga.
“Kalau perempuan punya uang, pasti yang dipikirkan susu anak, sekolah anak, dan kesehatan keluarga. Tapi kalau laki-laki, wah... kadang pikirannya ke mana-mana,” katanya disambut tawa para hadirin.
Menteri juga mengutip pernyataan inspiratif dari mantan Presiden Tanzania, Julius Nyerere: “Jika kita mendidik seorang laki-laki, kita mendidik satu orang. Tetapi jika kita mendidik seorang perempuan, kita mendidik sebuah bangsa.” Ungkapan itu ia gunakan untuk menegaskan bahwa pemberdayaan perempuan merupakan strategi jangka panjang untuk menciptakan generasi yang lebih cerdas dan berkualitas.
Dalam konteks pengembangan koperasi, Menteri mendorong KSP TLM Indonesia untuk terus berkembang, tidak hanya dalam sektor simpan pinjam, tetapi juga di sektor-sektor produktif lainnya seperti pertanian, peternakan, dan industri rumah tangga. Ia berharap koperasi ini mampu menjadi pelopor dalam membina dan mendampingi koperasi-koperasi desa, seperti koperasi "Merah Putih" di NTT.
Menteri juga mengajak para ibu anggota koperasi untuk aktif dalam pengawasan koperasi, termasuk menduduki posisi dewan pengawas. “Ibu-ibu harus mengawasi tuh prosesnya. Bukan tidak percaya sama bapak-bapak, tapi lebih tenang kalau ada ibu-ibu yang ngawasin,” katanya dengan nada berseloroh.
Menyinggung perkembangan KSP TLM Indonesia yang kini memiliki lebih dari 320.000 anggota, Menteri mengapresiasi pencapaian koperasi tersebut. Ia bahkan menyebut bahwa jumlah anggota itu setara dengan kekuatan politik besar, “320.000 anggota itu bisa jadi 10 kursi DPRD, Bu!” ujarnya setengah bercanda.
Lebih lanjut, Menteri menggarisbawahi pentingnya nilai-nilai kejujuran dan gotong royong dalam gerakan koperasi. Ia mengingatkan kembali pesan Bung Hatta bahwa esensi koperasi adalah “jujur dan setia kawan”. Ia juga meyakini bahwa masyarakat kecil selalu memiliki niat baik untuk membayar kembali pinjaman, berbeda dengan kalangan usaha besar yang justru kerap bermasalah.
Sebagai penutup, Menteri mengapresiasi konsep pembangunan kantor pusat KSP TLM Indonesia yang tidak hanya modern dan futuristik, tetapi juga tetap mempertahankan nilai-nilai budaya lokal.
“Saya sudah lihat desainnya, luar biasa. Futuristik, tapi tetap membumi. Tidak melupakan akar budaya masyarakat NTT,” ujarnya.
Ia berharap KSP TLM Indonesia semakin sukses, memberikan manfaat besar bagi anggotanya, termasuk melalui pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) yang adil, dan menjadi contoh bagi koperasi-koperasi lain di Indonesia.
Ketua Kantor Pusat KSP TLM Indonesia, Zelsy N. W. Pah dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih atas kehadiran para pejabat dan undangan yang telah memberikan dukungan terhadap proyek ini.
“Kami sangat bersyukur. Di usia 14 tahun, KSP TLM Indonesia telah berkembang dari aset awal sebesar Rp 50 miliar dan kini hampir mencapai Rp 1 triliun,” ungkapnya.
KSP TLM Indonesia yang berpusat di Kupang kini telah meluaskan layanannya ke seluruh provinsi di NTT serta lima provinsi lainnya di Indonesia. Meskipun telah melayani ribuan anggota, koperasi ini belum memiliki kantor pusat permanen. Oleh karena itu, pada tahun 2023, melalui Rapat Anggota, diputuskan untuk membeli lahan seluas 35.600 meter persegi sebagai lokasi pembangunan kantor pusat.
Pembangunan kantor ini tidak hanya difokuskan pada fungsi administratif, tetapi juga mengusung konsep ramah lingkungan dan kearifan lokal. Bangunan akan dibangun hanya dua lantai dengan tambahan rooftop untuk ruang publik. Desain arsitektur terinspirasi dari rumah adat Sumba, khususnya Uma dari suku Raten Daro, yang mencerminkan kepercayaan adat dan spiritual masyarakat setempat.
“Bangunan akan menggunakan material alami seperti kayu, bambu, dan ilalang. Konsep kami menggabungkan nilai budaya, keberlanjutan, dan keterlibatan masyarakat desa,” jelasnya.
Konsep kawasan ini juga akan diarahkan sebagai ruang hijau terbuka yang bisa digunakan untuk pertanian, peternakan, perikanan, dan bahkan pariwisata. Dengan demikian, kantor pusat ini diharapkan menjadi pusat kegiatan ekonomi dan sosial bagi masyarakat, khususnya anggota KSP TLM.
Pihak KSP TLM Indonesia menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya kepada Pemerintah Kabupaten Kupang dan BPDLH yang telah memberikan izin pembangunan serta mendukung penuh proses perencanaan, termasuk pembatasan tinggi bangunan yang disesuaikan dengan jalur penerbangan.
Sebagai penutup, Ketua Pengurus menyampaikan bahwa tema pembangunan tahun ini adalah “Koperasi Solusi Anggota, Berseri Alam Lestari”, selaras dengan misi nasional untuk membangkitkan koperasi sebagai tulang punggung ekonomi rakyat. “Kami ingin membangun desa, membahagiakan masyarakat desa, dan menjaga kelestarian alam,” ujarnya.
Gubernur NTT Melki Laka Lena menyatakan dukungannya terhadap pembangunan kantor pusat KSP TLM Indonesia yang dinilainya selaras dengan semangat membangun desa dan mengangkat potensi lokal.
Ia juga berharap KSP TLM dapat menjadi role model koperasi modern yang tetap mengakar pada budaya dan nilai gotong royong.
“Koperasi adalah salah satu bagian dari memberantas kemiskinan dan untuk membuat NTT bisa lebih sejahtera ke depan,” kata Melki Laka Lena.
Gubernur NTT berharap dengan peletakan batu pertama ini, KSP TLM Indonesia menegaskan komitmennya untuk terus menjadi koperasi modern berbasis nilai-nilai tradisional, yang tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan dan kesejahteraan sosial.
Editor : Ocep Purek